Minggu, 03 November 2013

"Kalau Mau Menang, Apa Harus Main Uang ?"

Siapa tidak kenal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ? Wakil Gubernur DKI Jakarta yang satu ini pasti sudah terkenal bersama duetnya Jokowi yang sedikit demi sedikit mulai membenahi rumitnya birokrasi dan permasalahan di Jakarta. Dalam posting kali ini, penulis ingin menanggapi film dokumenter yang sudah meraih banyak penghargaan dengan judul “ Fight Like Ahok” yang memuat kisah perjuangan Ahok dari awal karir sampai menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.
Diawali dengan kata-kata di awal video yaitu “kalau mau menang, apa harus main uang?” Hal yang cukup mengesankan di mana ketika beliau berkampanye, hanya sedikit melakukan pengeluaran. Pada saat pemilukada, Ia tidak memasang billboard ataupun spanduk-spanduk besar. Namun hanya berkeliling Bangka dan mengajak dialog dengan warga setempat yang diselingi sedikit maksud politis. Namun, dengan begitu ia mampu mematahkan segala prediksi dan hasil survey dan akhirnya mampu menduduki  kursi DPR yang kemudian merupakan batu loncatannya untuk mencapai kursi DKI 2.
Diawali dari keprihatinan banyaknya pengaruh uang di sistem demokrasi kita, Ahok merupakan pelopor dalam kampanye yang sehat. Tidak memerlukan banyak biaya, revolusioner, cerdik dalam melakukan kampanye misalnya pada saat ditanya oleh sekelompok pemuda, beliau menyatakan bahwa jika akan berkampanye justru di tempat yang tidak mau memilihnya, akan percuma jika kampanye di tempat di mana orang sudah mengenal kualitas ahok. Di sisi lain, Ahok juga merupakan sosok pemimpin yang tidak takut akan isu SARA. Meskipun beliau beragama kristen dan merupakan keturunan cina, tidak  berarti ia mengabaikan penduduk yang berbeda agama dan etnis darinya. Bahkan ia melakukan kunjungan – kunjungan ke daerah – daerah yang mayoritas penduduknya merupakan agama islam.
Selain hal-hal tadi, Ahok juga menerapkan sistem SMS yang menurut saya, membuat dirinya semakin disegani sebagai pemimpin yang mau dekat dengan rakyat. Ketika seseorang mengirim sms ke Ahok dan hendak bertemu, beliau tidak segan menghampiri anda bahkan sampai ke daerah pinggiran. Hal – hal inilah yang membuat elektabilitas nya meningkat. Meskipun masih ada juga dan tidak sedikit orang yang tidak menyukainya, namun pada akhirnya beliau mampu membuktikan bahwa beliau benar dan berhak merebut jatah kursi di DPR bahkan sampai ke kursi DKI 2. Saat ini pun, saya masih melihat sosok revolusioner ahok yang bersama dengan jokowi membenahi jakarta. Seperti penertiban PKL di jalan raya, ‘blusukan’ ke kampung – kampung, berusaha bersikap transparan dalam sistem ekonomi dan melakukan inspeksi ke badan – badan pemerintahan serta menindak tegas segala bentuk indisipliner. Semoga dengan adanya teladan dari Ahok ini bisa menginspirasi anak – anak muda dan pemimpin-pemimpin di bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar