Siapa tidak kenal
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ? Wakil Gubernur DKI Jakarta yang satu ini
pasti sudah terkenal bersama duetnya Jokowi yang sedikit demi sedikit mulai
membenahi rumitnya birokrasi dan permasalahan di Jakarta. Dalam posting kali
ini, penulis ingin menanggapi film dokumenter yang sudah meraih banyak
penghargaan dengan judul “ Fight Like Ahok” yang memuat kisah perjuangan Ahok dari
awal karir sampai menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.
Diawali dengan
kata-kata di awal video yaitu “kalau mau menang, apa harus main uang?” Hal yang
cukup mengesankan di mana ketika beliau berkampanye, hanya sedikit melakukan
pengeluaran. Pada saat pemilukada, Ia tidak memasang billboard ataupun
spanduk-spanduk besar. Namun hanya berkeliling Bangka dan mengajak dialog
dengan warga setempat yang diselingi sedikit maksud politis. Namun, dengan
begitu ia mampu mematahkan segala prediksi dan hasil survey dan akhirnya mampu
menduduki kursi DPR yang kemudian
merupakan batu loncatannya untuk mencapai kursi DKI 2.
Diawali dari
keprihatinan banyaknya pengaruh uang di sistem demokrasi kita, Ahok merupakan
pelopor dalam kampanye yang sehat. Tidak memerlukan banyak biaya, revolusioner,
cerdik dalam melakukan kampanye misalnya pada saat ditanya oleh sekelompok
pemuda, beliau menyatakan bahwa jika akan berkampanye justru di tempat yang
tidak mau memilihnya, akan percuma jika kampanye di tempat di mana orang sudah
mengenal kualitas ahok. Di sisi lain, Ahok juga merupakan sosok pemimpin yang
tidak takut akan isu SARA. Meskipun beliau beragama kristen dan merupakan
keturunan cina, tidak berarti ia
mengabaikan penduduk yang berbeda agama dan etnis darinya. Bahkan ia melakukan
kunjungan – kunjungan ke daerah – daerah yang mayoritas penduduknya merupakan
agama islam.
Selain hal-hal tadi,
Ahok juga menerapkan sistem SMS yang menurut saya, membuat dirinya semakin
disegani sebagai pemimpin yang mau dekat dengan rakyat. Ketika seseorang
mengirim sms ke Ahok dan hendak bertemu, beliau tidak segan menghampiri anda
bahkan sampai ke daerah pinggiran. Hal – hal inilah yang membuat elektabilitas
nya meningkat. Meskipun masih ada juga dan tidak sedikit orang yang tidak
menyukainya, namun pada akhirnya beliau mampu membuktikan bahwa beliau benar
dan berhak merebut jatah kursi di DPR bahkan sampai ke kursi DKI 2. Saat ini
pun, saya masih melihat sosok revolusioner ahok yang bersama dengan jokowi
membenahi jakarta. Seperti penertiban PKL di jalan raya, ‘blusukan’ ke kampung –
kampung, berusaha bersikap transparan dalam sistem ekonomi dan melakukan
inspeksi ke badan – badan pemerintahan serta menindak tegas segala bentuk
indisipliner. Semoga dengan adanya teladan dari Ahok ini bisa menginspirasi
anak – anak muda dan pemimpin-pemimpin di bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar